Ketika perut dan kamar mandi beradu

  • Digg
  • Del.icio.us
  • Reddit
  • RSS



     Sang penguasa pagi telah bertahta di ufuk timur menunjukkan kelihaiannya mengejar sudut-sudut gelap dibawah naungannya. Prajurit pengiring pun siap berkicau riang di seluruh pelosok rindangnya pepohonan, setelah sang komandan usai berkokok. Kini giliran penduduk yang bergegas menuju perapian menyuguhkan secangkir aroma rempah-rempah kayu secang bercampur sere dan cengkeh. Kaum adam menghambur ke kandang domba-domba mereka, kecuali mereka tak memiliki domba.
     “Isi penuh bak mandi dulu le untuk mbak Asih mandi.” Suara wanita tua yang nyaris tak terdengar kepada anak lelakinya.
     “Sebentar mak, aku butuh tenaga dulu untuk menggotong air dari sungai.” Adu Boku sembari mencari sisa makanan semalam di dapur.
      Dug!
    “Aduh mak…! Kenapa emak pukul aku?” Ujar Boku kesakitan setelah tiba-tiba emaknya memukul punggung Boku dari belakang.Wanita yang selalu dipanggil emak hanya diam dan menghampiri tungku tanahnya.
     “Mak..! Aku butuh tenaga lah, setiap hari aku harus mengangkut air dari sungai yang jauh itu dengan perut kelaparan. Aku tak kuat lah mak.” Keluh Boku dengan tangan meraba-raba isi lemari reot penyimpanan makanan.
     “Maaak..! Aku dapat domba maak.” Teriak Asih dari luar rumah.Wajahnya tampak gembira meskipun diselimuti wajah yang kusam tak terawat. Tangan kanannya menggenggam erat tali tambang yang melingkari leher seekor domba kecil.
     “Domba dari mana ini Sih ” Raut emaknya yang muncul dari samping rumah pun berseri-seri mengagumi domba mungil itu.
     “Dari pak Untung mak, semalam dombanya melahirkan 4ekor Asih dikasih satu. ” Terangnya.
     “Mbak Asih? Kamu curi domba siapa itu?” Celoteh Boku yang muncul dari bibir pintu.
     Dug!
     “Aduh mak! Kenapa emak pukul Boku lagi?” Keluhnya kesakitan.
     “Cepatlah ambil air di sungai, mbak Asih sudah mau mandi.” Perintah emaknya lagi.
     “Iya mak…”Lirih Boku dan bergegas mengambil ember lalu berlari keluar.
     “Asih mulai sekarang bisa gembala domba Asih dulu baru bantu mengurus domba pak Untung mak. Asih mau buat kandang dulu, nanti Boku bantu Asih.” Jelas Asih mengungkapkan keinginannya.
     “Kamu istirahat dulu aja Sih, nanti emak yang carikan kamu kayu untuk membuat kandangnya di hutan. sekarang ikat dulu dombanya di pohon kelapa.” Perintah emak lalu meninggalkan Asih.
    “Asih aja yang cari kayunya mak, Asih minta tolong jagain dombanya ya mak.” Ujar Asih yang meghentikan langkah emak.

to be continue...

0 Komentar to “Ketika perut dan kamar mandi beradu”

Posting Komentar

Powered By Blogger