“Bagaimana menurutmu tentang rencana gubernur baru itu? Hahaha.”
Tanya Karo dengan keadaan sedikit mabuk.
“Aku tidak
mengira gubernur Konfushen memiliki cara yang sangat kejam untuk memajukan negeri
akhasia. Apa aku harus mendukungnya?” Lalu Solper meneguk segelas air aren
pesanannya.
“Lebih baik kau
tetap laksanakan tugasmu sebagai prajurit pembawa manusia untuk memajukan
negeri akhasia. Hahaha. Lagipula jika kamu memberontak, nyawamu akan hilang sia-sia.”
Suara Karo melemah dan seketika tertidur di samping Solper.
Solper menghela
nafas berat dan meminta tambahan air aren “Arennya lagi pak tua!”
“Sepertinya kali
ini kamu tidak akan mematuhi aturan gubernur baru itu.” Komentar pak tua
penjaga kedai sembari mengulungkan air aren pesanan Solper.
Segelas air
aren habis diteguknya seketika matanya memerah. “Udara siang ini sangat menggodaku
untuk terpejam. Huaah, ” Kepalanya telah tergeletak menyusul Karo yang sudah
terlelap. Tiba-tiba Solper mengangkat kepalanya lagi. “Apakah dalam mimpi
penduduk negri ini ada penguasa yang lebih kejam? Atau aku akan mencari jalan
untuk menghancurkan rencana gubernur.” Buuk!
“Hahaa… Anak muda,
aku akan menjaga niatmu demi negri ini.” Ujar pak tua sembari membersihkan
meja.
****
“Menguasai
mimpi saat kita tidur? Apa itu bisa kulakukan? Seandainya aku memang bisa
menguasai mimpiku, aku bisa merasakan menjadi…”
Puuk!
“Aduuh, kenapa sih iseng banget. Lagi enak-enaknya ngayal
ni”. Kankan mengelus-elus kepalanya setelah kena lemparan bantal Urel.
“Rasakan lemparan
andalanku, hahaha. Ngayal siang-siang gini, mending tidur aja lah.” Buuk! Badan
Urel telah terkapar di samping Kankan, bergulat dengan guling dan menyerang
Kankan sekali lagi.
“Iih, lagi nggak
pengen perang aah. O iya, kamu pernah denger orang bisa menguasai mimpinya
sendiri?”
“Em, pernah. Kakakku
tuh sukanya baca-baca buku tentang mimpi, katanya sih dia pernah berhasil menguasai
mimpi gitu. Kamu pengen bisa? Susah ah caranya, tidur tinggal tidur aja kok
repot.” Tubuhnya menggeliat dan hilang kesadarannya.
“Caranya susah?
Sesusah apa sih sampai-sampai kamu bisa langsung tidur gitu Rel…” Angan Kankan
masih mencoba membayangkan mimpi yang dapat dikuasai setelah ia mendengar cerita
dari Flania, teman sekelasnya yang super jenius.
“Aku harus ke
perpustakaan besok sepulang sekolah, hmm moga di perpus sekolah ada buku
tentang mimpi itu.” Harap Kankan dan ikut tertidur.
Namun sebelum
Kankan benar-benar terlelap Urel menendang perutnya keras. Uhuk! Mata Kankan
memerah tajam kemudian bangkit dan memukulkan guling ke perut Urel. “Paraah!!
tidur aja bisa pake jurus nendang segala.”
Kankan keluar
kamar dan menyusuri ruang tv dimana Drey kakaknya sedang menonton tv. “Ngapain
mata merah gitu?” Celoteh Drey keras.
Sedikit
menggeser arah pandangan dan berhenti, Kankan menjawab dengan manyun dan
kembali berjalan menuju dapur. Dicarinya pisang di kulkas yang tadi pagi dibeli
ibunya, lalu duduk di meja dapur dan memakannya. “Kankan… Itu meja sayang,
kursinya ada disini.” Tiba-tiba ibunya sudah berdiri di ruang makan sebrang
dapur sambil menyunggingkan senyum tapi matanya sedikit dibuat melotot.
Kankan sedikit
malu dan mulai turun lalu melempar kulit pisang di keranjang sampah yang tepat
di dekat jendela. “Upps… Ibu kok disini sore-sore? Biasanya ditaman sama ayah.”
Balas Kankan sambil mulai meninggalkan dapur.
“Apa salah ibu
di dapur menegur perawan ibu yang lagi nongkrong di meja dapur?” Ejek ibunya
yang masih berdiri.
“Hehehe… Ma’af
bu… Kankan khilaf.” Ujarnya sambil menundukkan muka yang sudah berada dihadapan
ibunya. Ibunya mengelus-elus rambut anaknya dan malah menyuruhnya mandi. Kankan
lalu bergegas meluncur ke kamar mandi.
“Tadi ketahuan
ibu kamu yaa… kasiiiiaaan.” Ledek Urel yang diam-diam mengintip kejadian tadi
sore.
“Dasar tukang
ngintip…”
To be continue...
0 Komentar to “Akhasia Dunia Mimpi #part_1”