Pesona hutan-hutan ini akan membuatmu melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda. Ternyata ada 7 hutan indah yang akan membuatmu membuka mata lebar-lebar dan membekukan mulutmu. Tak perlu jauh-jauh ke Eropa atau ke Afrika untuk melihat hutan-hutan ini, cukup di negara sendiri saja. Indonesia. jangan salah, negara kita banyak lhoo hal menarik yang masih tersembunyu dari public. Banyak pemandangan indah yang bisa kita tengok di negara sendiri. coba deh tengok ini.
Tangan yang
bertelanjang
Inginkan mentari
digenggaman
Teruntuk masa
yang akan tiba
Demi hidupnya
nanti
“Apa yang harus
aku lakukan untuk menggagalkan rencana gubernur?” Bisik Solper pada dirinya
sendiri saat akan menjemput manusia untuk dibawanya kedunia mimpi.
“Apa yang kau
bingungkan Solper?” Ikkaku tiba-tiba menepuk pundaknya yang menyadari
kegelisahan Solper.
“Emm… Aku… Aku…
Aku cuma… Aah aku tidak apa-apa kok Ikkaku,” jawabnya gagap kemudian sedikit
nyengir dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Ikkaku malah
tertawa keras dan membuat Solper jadi bingung sendiri. “Ada apa Ikkaku? Kenapa
kau malah tertawa?”
“Bagaimana menurutmu tentang rencana gubernur baru itu? Hahaha.”
Tanya Karo dengan keadaan sedikit mabuk.
“Aku tidak
mengira gubernur Konfushen memiliki cara yang sangat kejam untuk memajukan negeri
akhasia. Apa aku harus mendukungnya?” Lalu Solper meneguk segelas air aren
pesanannya.
“Lebih baik kau
tetap laksanakan tugasmu sebagai prajurit pembawa manusia untuk memajukan
negeri akhasia. Hahaha. Lagipula jika kamu memberontak, nyawamu akan hilang sia-sia.”
Suara Karo melemah dan seketika tertidur di samping Solper.
Ketika perut dan kamar mandi beradu
Posted by Unknown | Filed under
Label:
catatan,
cerita,
cerita pendek,
fiksi,
karyaku,
novel
|
0
Komentar
Sang penguasa
pagi telah bertahta di ufuk timur menunjukkan kelihaiannya mengejar sudut-sudut
gelap dibawah naungannya. Prajurit pengiring pun siap berkicau riang di seluruh
pelosok rindangnya pepohonan, setelah sang komandan usai berkokok. Kini giliran
penduduk yang bergegas menuju perapian menyuguhkan secangkir aroma
rempah-rempah kayu secang bercampur sere dan cengkeh. Kaum adam menghambur ke kandang
domba-domba mereka, kecuali mereka tak memiliki domba.
“Isi penuh bak
mandi dulu le untuk mbak Asih mandi.” Suara wanita tua yang nyaris tak
terdengar kepada anak lelakinya.