Disebuah
pekarangan rumah yang tidak terlalu luas yang ditumbuhi beberapa pohon besar
dan beberapa bunga yang indah disekeliling pagar terdapat sebuah lubang besar yang
dinamakan earth hole yang cukup besar untuk seekor kucing hamil masuk ke dalamnya.
Mungkin untuk menghangatkan badannya dan kandungannya tentu saja. Tapi tidak
ada kucing hamil disekitar rumah itu, hanya ada kucing jantan dan
teman-temannya.
Semua
binatang yang melintasi pekarangan itu penasaran dengan lubang besar itu. Sebenarnya
dari mana datangnya lubang itu? Siapa yang membuatnya? Dan menuju kemanakah lubang
itu akan membawa mereka? Tak ada satupun dari mereka yang mengetahuinya.
Dan pada
suatu siang yang cukup dingin, seekor ular melintasi halaman rumah itu dan melihat
lubang besar itu. "Lubang apa ini?"
Sang kucing
jantan mendekatinya dan menyapanya. "Hey ular, ini adalah earth hole.
Lubang besar yang muncul secara misterius, bahkan tidak ada diantara kami yang
mengetahuinya." Ujar sang kucing dan menoleh pada tikus, ayam, kambing,
dan bebek yang ikut mendekati sang ular.
"Iya,
lubang besar itu sangat misterius." Ucap tikus membenarkan sang kucing.
"Benarkah
itu? Aku jadi ingin memasukinya dan membuktikan apa yang ada di dalam
sana." Kata sang ular. Kepalanya sudah mulai memasuki lubang besar itu.
"Tunggu
ular, apa kau yakin tidak takut?" Tanya sang kucing menghentikan ular.
"Aku
tidak takut pada apapun. Jadi biarkan aku mengecek lubang ini."
Kemudian
sang ularpun memasuki lubang itu. Sang kucing, tikus, ayam, kambing, dan bebek
hanya memandangi dengan rasa miris.
Beberapa jam
telah berlalu, tapi ular masih belum keluar juga. Semua binatang memasang muka khawatir
dan cemas.
"Apa
yang terjadi dengan si ular? Kenapa dia belum juga kembali?" Tanya tikus
pada sang kucing.
"Mana
kutahu. Kita tunggu saja dia beberapa saat lagi." Ujar kucing menenengkan
kawan-kawannya.
"Tidak
bisa, aku semakin cemas saja. Aku penasaran apa yang ada di dalam sana
sebenarnya. Aku ingin menyusul ular. " Kata tikus dengan lantangnya tanpa
gentar.
"Tikus,
apa yang kau pikirkan! Itu adalah earth hole, mana mungkin kau berani
memasukinya. " Cegah bebek menghentikan tikus.
"Iya,
apalagi di dalam sana ada ular. Kau tidak takut masuk kesana ?" Si ayam
meyakinkan.
"Tidak!
Aku sudah tidak tahan lagi, aku sungguh penasaran apa yang ada di dalam sana.
Aku mau pergi sekarang." Akhirnya si tikus memasuki earth hole tanpa
diijinkan kawan-kawannya.
"Kucing
bagaimana ini? Walaupun tikus suka mengambil jatah makanku, dia tetap temanku."
Ujar ayam mulai cemas.
"Tenanglah
ayam, tikus sudah sering berlari cepat. Jadi kalau ada apa-apa dia pasti bisa mengatasinya."
Ujar kucing.
Beberapa
jam telah berlalu, beberapa haripun telah lewat, tapi ular dan tikus belum juga
kembali. Semua binatang semakin cemas. Setiap hari mereka menengok earth hole
dan memanggil si tikus dan ular, tapi tak ada yang menjawabnya.
"Aku
akan menyusul tikus masuk! Aku sudah tidak tahan lagi menunggu hal tidak jelas
seperti ini." Ucap ayam tanpa bisa dihentikan siapapun.
Akhirnya
setelah ular yang masuk ke earth hole, kemudian tikus, dan sekarang ayam.
Kucing hanya mengeong kesal dengan semua ini. Padalah sebelum ular datang,
semua kawan-kawannya takut memasuki earth hole bahkan untuk mendekatinya saja
mereka ketakutan. Jika ada binatang lain yang mencoba mendekatinya mereka
selalu berkata. "Itu earth hole yang tak tahu akan membawamu kemana."
Dan hanya dengan begitu binatang-binatang langsung menjauhinya. Tapi ternyata
tidak untuk kali ini, ular sungguh hewan yang berani.
"Kucing,
apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya kambing.
"Sepertinya
aku akan masuk ke earth hole untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi di
dalam sana." Kata sang kucing tegas.
"Tapi
kau lihat, kawan-kawan kita tidak kembali lagi setelah memasuki earth hole itu."
Bebek berkata untuk mencegah temannya menghilang.
"Tidak
bisa aku biarkan semua ini terjadi. Aku harus turun. Apapun yang terjadi kalian
tunggu aku disini. Kalau beberapa hari aku tidak kembali, anggap saja aku sudah
pergi jauh, jadi tutup lubang ini dan jangan pernah memasukinya." Pesan
sang kucing.
"Apa
yang kau bicarakan kucing?" Teriak kambing.
"Kau
ingin kami mengubur kalian di dalam sana?" Tanya bebek lagi.
"Iya, aku
ingin kalian tetap disini saja. Mengerti!" Kata kucing dengan lantang.
Tubuhnya sudah mulai memasuki earth hole yang gelap.
Lubang
besar yang cukup untuk dimasuki seekor kucing hamil tidak membuat sang kucing
merasa sempit memasuki lubang itu. Di dalam sungguh sangat gelap sekali. Tapi
kemampuan kucing melihat dikegelapan adalah kelebihannya. Dia sudah terbiasa
dengan sekitarnya dan berjalan menyusuri lorong. Diujung lorong tampak ada
sesuatu yang sedang diam tak bergerak, tapi nafasnya terdengar jelas oleh sang
kucing.
"Apa
yang kau lakukan disini ular?" Tanya kucing dengan lantang. Membuat sang
ular terbelalak kaget dan terbangun dari tidurnya.
"Oh
hai kucing. Kau datang kemarin untuk mengunjungiku? Atau kau khawatir
denganku?" Kata ular dengan santainya.
"Dimana
tikus dan ayam?" Tanya kucing dengan memicingkan matanya.
"Oh
kau mencari mereka? Mereka sudah ada di dalam perutku. Lihat tulang-tulang di
sekitarmu itu." Tunjuk ular ke arah kaki kucing dengan ekornya.
Mata kucing
menunduk mengamati kakinya yang bersebelahan dengan tulang-tulang berserakan.
Tiba-tiba amarahnya memuncak. "Jadi kau diam disini hanya untuk memancing
makanan masuk! Jadi kau berpura-pura pergi jauh dan membuat kawan-kawanku
penasaran dengan apa yang terjadi demganmu! Dasar kau licik!" Teriak
kucing yang tak dapat lagi membendung amarahnya.
Si ular tertawa
lepas. "Hahaha... Hahaha... Aku tidak meminta mereka menemuiku, itu salah
mereka sendiri."
Sang kucing
membalikkan badannya dan berteriak "Kentut no jutsu!"
"Apa
yang kau laku..." Tubuh si ular terkulai di tanah dan pingsan.
Sang kucing
kemudian lari keluar lubang dengan sekuat tenaga. Sesampainya diluar lubang
teman-temannya sudah menunggunya. Sang kucing langsung mengambil bebatuan
terdekat dan memasukkanya ke earth hole. Teman-temannya bingung.
"Apa
yang terjadi?" Tanya kambing.
"Cepat
bantu aku menutup lubang ini. Nanti akuceritakan semuanya setelah lubang ini
benar-benar terkubur." Terang kucing masih membawa batu-batu kecil ke
lubang itu.
Bebek dan
kambing ikut membantu menimbun lubang itu dengan tanah disekitar lubang. Mereka
mengeruk dengan kaki mereka. Beberapa saat kemudian lubang besar itu sudah
lenyap. Sudah menjadi timbunan tanah dan bebatuan. Kemudian kucing menceritakan
semuanya pada mereka berdua. Setelah hari itu, sudah tidak ada lagi cerita
tentang earth hole lagi.
0 Komentar to “EARTH HOLE ”